zat aditif

ZAT ADITIF


(Zat Aditif yang terkandung dalam Bahan Makanan) – Setiap hari kita memerlukan makanan untuk mendapatkan energi (karbohidrat dan lemak) dan untuk pertumbuhan sel-sel baru, menggantikan sel-sel yang rusak (protein). Selain itu, kita juga memerlukan makanan sebagai sumber zat penunjang dan pengatur proses dalam tubuh, yaitu vitamin, mineral, dan air.
Sehat tidaknya suatu makanan tidak bergantung pada ukuran, bentuk, warna, kelezatan, aroma, atau kesegarannya, tetapi bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. Suatu makanan dikatakan sehat apabila mengandung satu macam atau lebih zat yang diperlukan oleh tubuh. Setiap hari, kita perlu mengonsumsi makanan yang beragam agar semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh terpenuhi. Hal ini dikarenakan belum tentu satu jenis makanan mengandung semua jenis zat yang diperlukan oleh tubuh setiap hari.
Supaya orang tertarik untuk memakan suatu makanan, seringkali kita perlu menambahkan bahan-bahan tambahan ke dalam makanan yang kita olah. Bisa kita perkirakan bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini, garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan. Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan kimia lain.
Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.
Bahan yang tergolong ke dalam zat aditif makanan harus dapat:
1. memperbaiki kualitas atau gizi makanan;
2. membuat makanan tampak lebih menarik;
3. meningkatkan cita rasa makanan; dan
4. membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan busuk.
Zat-zat aditif tidak hanya zat-zat yang secara sengaja ditambahkan pada saat proses pengolahan makanan berlangsung, tetapi juga termasuk zat-zat yang masuk tanpa sengaja dan bercampur dengan makanan. Masuknya zat-zat aditif ini mungkin terjadi saat pengolahan, pengemasan, atau sudah terbawa oleh bahan-bahan kimia yang dipakai. Zat aditif makanan dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu:
1. zat aditif yang berasal dari sumber alami, seperti lesitin dan asam sitrat;
2 zat aditif sintetik dari bahan kimia yang memiliki sifat serupa dengan bahan alami yang sejenis, baik susunan kimia maupun sifat/fungsinya, seperti amil asetat dan asam askorbat.
Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Zat aditif dalam produk makanan biasanya dicantumkan pada kemasannya.
1. Zat Pewarna
Pemberian warna pada makanan umumnya bertujuan agar makanan terlihat lebih segar dan menarik sehingga menimbulkan selera orang untuk memakannya. Zat pewarna yang biasa digunakan sebagai zat aditif pada makanan adalah:
a. Zat pewarna alami, dibuat dari ekstrak bagian-bagian tumbuhan tertentu, misalnya warna hijau dari daun pandan atau daun suji, warna kuning dari kunyit, seperti ditunjukkan pada Gambar 8.9, warna cokelat dari buah cokelat, warna merah dari daun jati, dan warna kuning merah dari wortel. Karena jumlah pilihan warna dari zat pewarna alami terbatas maka dilakukan upaya menyintesis zat pewarna yang cocok untuk makanan dari bahan-bahan kimia.
b. Zat pewarna sintetik, dibuat dari bahan-bahan kimia.
Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetik memiliki beberapa kelebihan, yaitu memiliki pilihan warna yang lebih banyak, mudah disimpan, dan lebih tahan lama.
Beberapa zat pewarna sintetik bisa saja memberikan warna yang sama, namun belum tentu semua zat pewarna tersebut cocok dipakai sebagai zat aditif pada makanan dan minuman. Perlu diketahui bahwa zat pewarna sintetik yang bukan untuk makanan dan minuman (pewarna tekstil) dapat membahayakan kesehatan apabila masuk ke dalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker). Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang dipakai sebagai zat aditif pada makanan atau minuman tersebut adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman.
Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan menjadi dye dan lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya bersifat larut dalam air. Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi oleh suatu zat tertentu. Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini cocok untuk mewarnai produkproduk yang tidak boleh terkena air atau produk yang mengandung lemak dan minyak.
2. Zat Pemanis
Zat pemanis berfungsi untuk menambah rasa manis pada makanan dan minuman. Zat pemanis dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Zat pemanis alami. Pemanis ini dapat diperoleh dari tumbuhan, seperti kelapa, tebu, dan aren. Selain itu, zat pemanis alami dapat pula diperoleh dari buahbuahan dan madu. Zat pemanis alami berfungsi juga sebagai sumber energi. Jika kita mengonsumsi pemanis alami secara berlebihan, kita akan mengalami risiko kegemukan. Orang-orang yang sudah gemuk badannya sebaiknya menghindari makanan atau minuman yang mengandung pemanis alami terlalu tinggi.
b. Zat pemanis buatan atau sintetik. Pemanis buatan tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia sehingga tidak berfungsi sebagai sumber energi. Oleh karena itu, orangorang yang memiliki penyakit kencing manis (diabetes melitus) biasanya mengonsumsi pemanis sintetik sebagai pengganti pemanis alami. Contoh pemanis sintetik, yaitu sakarin, natrium siklamat, magnesium siklamat, kalsium siklamat, aspartam dan dulsin. Pemanis buatan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibandingkan pemanis alami. Garamgaram siklamat memiliki kemanisan 30 kali lebih tinggi dibandingkan kemanisan sukrosa. Namun, kemanisan garam natrium dan kalsium dari sakarin memiliki kemanisan 800 kali dibandingkan dengan kemanisan sukrosa 10%.
Walaupun pemanis buatan memiliki kelebihan dibandingkan pemanis alami, kita perlu menghindari konsumsi yang berlebihan karena dapat memberikan efek samping bagi kesehatan. Misalnya, penggunaan sakarin yang berlebihan selain akan menyebabkan rasa makanan terasa pahit juga merangsang terjadinya tumor pada bagian kandung kemih. Contoh lain, garam-garam siklamat pada proses metabolisme dalam tubuh dapat menghasilkan senyawa sikloheksamina yang bersifat karsinogenik (senyawa yang dapat menimbulkan penyakit kanker). Garam siklamat juga dapat memberikan efek samping berupa gangguan pada sistem pencernaan terutama pada pembentukan zat dalam sel.
3. Zat Pengawet
Ada sejumlah cara menjaga agar makanan dan minuman tetap layak untuk dimakan atau diminum walaupun sudah tersimpan lama. Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara menambahkan zat aditif kelompok pengawet (zat pengawet) ke dalam makanan dan minuman. Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau terkena bakteri/ jamur. Karena penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Dalam makanan atau minuman yang dikemas dan dijual di toko-toko atau supermarket biasanya tercantum tanggal kadaluarsanya, tanggal yang menunjukkan sampai kapan makanan atau minuman tersebut masih dapat dikonsumsi tanpa membahayakan kesehatan.
Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.
Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat digunakan untuk mengawetkan ikan.
a. Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering. Garam natrium benzoat, asam sitrat, dan asam tartrat juga biasa dipakai untuk mengawetkan makanan. Selain zat-zat tersebut, ada juga zat pengawet lain, yaitu natrium nitrat atau sendawa (NaNO3) yang berfungsi untuk menjaga agar tampilan daging tetap merah. Asam fosfat yang biasa ditambahkan pada beberapa minuman penyegar juga termasuk zat pengawet.
Selain pengawet yang aman untuk dikonsumsi, juga terdapat pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Zat pengawet yang dimaksud, di antaranya formalin yang biasa dipakai untuk mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati. Pemakaian pengawet formalin untuk mengawetkan makanan, seperti bakso, ikan asin, tahu, dan makanan jenis lainnya dapat menimbulkan risiko kesehatan. Selain formalin, ada juga pengawet yang tidak boleh dipergunakan untuk mengawetkan makanan. Pengawet yang dimaksud adalah pengawet boraks.
Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:
a. gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;
b. gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;
c. terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan
d. menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6 gram.
Walaupun tersedia zat pengawet sintetik yang digunakan sebagai zat aditif makanan, di negara maju banyak orang enggan mengonsumsi makanan yang memakai pengawet sintetik. Hal ini telah mendorong perkembangan ilmu dan teknologi pengawetan makanan dan minuman tanpa penambahan zat-zat kimia, misalnya dengan menggunakan sinar ultra violet (UV), ozon, atau pemanasan pada suhu yang sangat tinggi dalam waktu singkat sehingga makanan dapat disterilkan tanpa merusak kualitas makanan.
4. Zat Penyedap Cita Rasa
Di Indonesia terdapat begitu banyak ragam rempahrempah yang dipakai untuk meningkatkan cita rasa makanan, seperti cengkeh, pala, merica, ketumbar, cabai, laos, kunyit, bawang, dan masih banyak lagi yang lain. Melimpahnya ragam rempah-rempah ini merupakan salah satu sebab yang mendorong penjajah Belanda dan Portugis tempo dulu ingin menguasai Indonesia. Jika rempah-rempah dicampur dengan makanan saat diolah, dapat menimbulkan cita rasa tertentu pada makanan.
Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyedap cita rasa hasil sintesis:
a. oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika dicampur dengan zat penyedap ini;
b. etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada makanan;
c. amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
d. amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan beraroma seperti buah apel.
Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas, terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa, tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan berdenyut. Bagi yang menyukai zat penyedap ini tak perlu khawatir dulu. Kecurigaan ini masih bersifat pro dan kontra. Bagi yang mencoba menghindari untuk mengonsumsinya, sudah tersedia sejumlah merk makanan yang mencantumkan label “tidak mengandung MSG” dalam kemasannya.
Pada pembahasan sebelumnya, kamu sudah mempelajari tentang pengelompokan zat aditif berdasarkan fungsinya beserta contoh-contohnya. Perlu kamu ketahui bahwa suatu zat aditif dapat saja memiliki lebih dari satu fungsi.
Seringkali suatu zat aditif, khususnya yang bersifat alami memiliki lebih dari satu fungsi. Contohnya, gula alami biasa dipakai sebagai zat aditif pada pembuatan daging dendeng. Gula alami tersebut tidak hanya berfungsi sebagai pemanis, tetapi juga berfungsi sebagai pengawet. Contoh lain adalah daun pandan yang dapat berfungsi sebagai pemberi warna pada makanan sekaligus memberikan rasa dan aroma khas pada makanan.
Untuk penggunaan zat-zat aditif alami, umumnya tidak terdapat batasan mengenai jumlah yang boleh dikonsumsi perharinya. Untuk zat-zat aditif sintetik, terdapat aturan penggunaannya yang telah ditetapkan sesuai Acceptable Daily Intake (ADI) atau jumlah konsumsi zat aditif selama sehari yang diperbolehkan dan aman bagi kesehatan. Jika kita mengonsumsinya melebihi ambang batas maka dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan. Jika kita mengidentifikasi zat aditif yang dipakai dalam makanan/minuman, lihatlah kemasan pada makanan/minuman tersebut.

Sumber :http://www.g-excess.com/zat-aditif-yang-terkandung-dalam-bahan-makanan.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Proposal Usaha "Liquid Flavor"


PT. Essence Indonesia (International Flavors & Fragrances)

 

Internasional Flavor and Fragrance – PT. Essence Indonesia merupakan industri hulu yang bergerak di bidang produksi flavors dan fragrance. Flavors merupakan bahan baku yang berhubungan dengan aroma dan rasa yang digunakan sebagai tambahan pangan dan rokok. Fragrance merupakan bahan baku bukan  pangan yang digunakan sebagai bibit wewangian untuk memproduksi parfum, bahan perawatan diri dan perawatan rumah tangga seperti sabun, deterjen, shampo, minyak wangi, dan lain – lain.

Produk yang dihasilkan oleh Internasional Flavor and Fregerance – PT Essence Indonesia berfungsi antara lain untuk : memperkuat rasa, aroma, dan bau – bauan yang ada di alam, untuk menggantikan rasa, aroma, dan bau – bauan yang sama sekali tidak dijumpai di alam.
Bahan baku utama yang digunakan dalam  proses produksi  flavor dan fragrance sebagian  besar masih diimpor dari berbagai negara seperti Amerika Latin, Timur Tengah, Cina, Jepang dan Thailand. Keterbatasan bahan baku di dalam negeri dengan jumlah pemasok yang cukup sedikit merupakan penyebab harga jual yang cukup tinggi. Hal ini menjadi peenghambat dalam pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap flavor dan fragrance.
Sebagai industri hulu, perusahaan ini menyediakan bahan baku untuk industri yang bergerak dibidang consumer goods seperti industri pengolahan bahan – bahan makanan dan minuman, perusahaan rokok, perusahaan minyak wangi dan penghasil produk perawatan diri dan perawatan rumah tangga.Pemasaran dan penjualan produk untuk pelanggan dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara langsung oleh staf dari departemen pemasaran dan melalui distributor. Pelanggan yang merupakan perusahaan besar mencakup ± 80% dari total penjualan PT. Essence Indonesia (IFF). Perusahaan – perusahaan ini ditangani secara langsung oleh staf departemen pemasaran dalam pembelian dan pemberian informasi mengenai produk yang ditawarkan, sedangkan pelanggan berupa perusahaan kecil yang mencakup ± 20% dari total penjualan ditangani oleh para distributor yang tersebar dibeberapa kota besar di Indonesia.
Pesaing – pesaing utama IFF-PT Essence Indonesia datang dari perusahaan penanaman modal asing sejenis yang juga beroperasi secara global. Kondisi persaingan saat ini cukup berimbang tetapi IFF-PT Essence Indonesia saat ini berada pada posisi sebagai market leader di Indonesia. Posisi sebagai market leader terancam apabila undang – undang anti monopoli diberlakukan.
 





PROPOSAL USAHA
“LIQUID FLAVOUR”
PT. ARDI AN_EKA ESSENCE 
  

  
Oleh
Ardian Eka Satriawan

 
  
PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN
Jalan Kadar Maron Sidorejo Kotak Pos 104 Telp (0293) 4901639
TEMANGGUNG
2014/2015













PT. ARDI AN_EKA ESSENCE 





A.   Nama Perusahaan
Perusahaan yang akan penulis dirikan bernama PT. ARDI AN_EKA ESSENCE.

B.   Komoditas Perusahaan
Perusahaan yang akan  penulis dirikan memproduksi berbagai aneka Flavour berbentuk liquid.

C.   Penanganan QC Perusahaan
QC (Quality Control) adalah seseorang  yang bertugas mengontrol dan mengawasi mutu produk agar selalu dalam lingkup standar yang telah ditetapkan. Kegiatan utama QC adalah mengawasi mutu produk mulai dari bahan baku, proses produksi, hingga menjadi produk jadi.
Raw material (bahan mentah) yang akan diolah, dan sebagian yang belum diolah disimpan di ruang penyimpanan.
Tugas seorang QC adalah menjaga agar seluruh proses produksi termasuk pengemasan sesuai dengan proses parameter standar agar produk yang dihasilkan terjaga dan terjamin kualitasnya.

D.   Penanganan limbah perusahaan
Limbah dari perusahaan ini berupa limbah cair dari Flavor. Proses penanganan limbahnya pun melalui beberapa tahap. Berikut ini tahapan penanganan limbah di PT. ARDI AN_EKA ESSENCE :
  
1.     Tahap Pertama (Primary Treatment)
Limbah cair dari Flavor,dan grey water masuk dalam tangki separator oil. Untuk limbah dari flavor dan fragrance ditampung di tempat berbeda dengan tujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak pada limbah tersebut. Busa akan meningkatkan minyak dan kotoran sehingga terpisah dengan limbah cair.

2.     Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pada tahap ini semua limbah masuk pada main collection tank dengan saluran yang sama. Dan pasitikan sudah tidak mengandung kotoran fisik dan minyak. Air limbah kemudian dialirkan ke neutralization tank untuk diatur pHnya yang bertujuan untuk memberikan kondisi yang baik untuk bakteri agar dapat mengurangi senyawa organik yang terkandung dalam limbah. Biasanya pH sekita 6.5 – 7.5 dengan cara dalam cairan limbah di tambah NaOH.

3.     Tahap ketiga (Tertiary Tretment)
Bakteri yang telah mengurangi limbah akan mengalami penambahanjumlahbakteri yang salingmengikat sehingga mengendap dalam dasar tangki hal tersebut terjadi pada tangki sedimentasi 1dan bagian atas endapan yang masih mengandung senyawa organik akan masuk ke aeration tank 2 dan melakukan proses aerasi yang kedua dan bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengurangan limbah dan dapat mengurangi beban bakteri yang mati karena kelebihan beban pada aeration tank 1. Selanjutnya limbah masuk ke sedimentation tank 2 terjadi proses pengendapan dan cairan yang tidak mengendap akan masuk ke dalam flocculation tank yang berfunsi untuk mempercepat proses pengendapan dengan cara koagulasi atau proses pengendapan dengan menambahkan koagulan yang telah diatur dosisnya dengan ini partikel koloid akan saling tarik menarik dan menggumpal. Koagulan yang digunakan adalah alumunium sulfat, koagulasi memisahkan lumpur dan air. Air tersebut memiliki COD yang rendah dan dilakukan pengambilan sampel oleh QC dan ditampung pada tanki penampungan akhir dan bisa digunakan untuk kegiatan gardening

4.  Tahap keempat
Pengolahan Sludge Lumpur yang terkumpul ditampung pada sludge tank. Lumpur yang sudah terkumpul disaring dengan menggunakan filter press. Maka akan terpisah antara air dan padatan sehingga air tersebut akan dikembalikan ke main collection tank harus mengalami proses ulang karena memiliki COD dan BOD yang tinggi dan padatan akan dijadikan pupuk.

E.   HRD dan standard Pegawai Perusahaan

i)       Administrator
(1) Pria, usia maks. 27 tahun
(2) Min. D3 semua jurusan, diutamakan jurusan Ilmu Komunikasi dengan IPK min. 2.75

ii)    Technician
(1) Pria, usia maks. 25 tahun
(2) D3 jurusan Teknik Mesin/Teknik Elektro/Teknik Listrik Industri, dengan IPK min. 3.00
(3) Bersedia bekerja dengan shift
(4) Bersedia ditempatkan di pabrik

iii)  Lab Tech
(1) Pria/Wanita, usia maks. 25 tahun
(2) D3 jurusan terkait, dengan IPK min. 3.00
(3) Bersedia bekerja dengan shift
(4) Bersedia ditempatkan di pabrik

iv)  Executive
(1) Pria, wanita usia maks. 27 tahun
(2) S1 jurusan terkait, dengan IPK min. 3.00
(3) Memiliki kemampuan berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan
(4) Kreatif, memiliki banyak ide, dan berorientasi detail
(5) Dapat bekerja dengan jam kerja fleksibel dan memiliki mobilitas tinggi
(6) Memiliki pengalaman di bidang terkait menjadi poin lebih

v)    Supervisor
(1) Pria, wanita usia maks. 25 tahun
(2) D3 jurusan terkait, dengan IPK min. 3.00
(3) Bersedia bekerja dengan shift
(4) Bersedia ditempatkan di pabrik

F.    Produk hasil olah dan sasaran pemakai local
Produk yang dihasilkan perusahaan ini di tujukan untuk perusahaan industry lain yang mengolah berbagai macam produk makanan dan minuman.

G.  System Pemasaran produk
Pemasaran produk ditangani oleh sales and marketing department. Departemen ini menangani masalah penjualan produk dan membuat perjanjian dengan para pemesan. Setelah tercapai kesepakatan maka bagian sales akan menentukan produk yang akan dipesan kepada pihak perusahaan. Dari hasil apabila pihak perusahaan sudah menerima persetujuan, maka akan dibuat jadwal produksi yang nanti berkaitan dengan deprtemen PPIC. Kemudian, finished product akan dipasarkan dengan didistribusikan dengan container.

H.  Pola Kerjasama, Anak binaan Usaha
Pola kerjasama yang kami terapkan adalah dengan menggandeng beberapa perusahaan lain untuk memenuhi jumlah pesanan yang melebihi batas jumlah produksi di PT. ARDI AN_EKA ESSENCE. Pendapatan yang diperoleh akan dibagi sesuai dengan perjanjian yang telah dilaksanakan sebelumnya di awal produksi.
Anak binaan usaha yang kami miliki adalah UMKM di sekitar perusahaan kami. Setiap satu bulan sekali kami mengadakan training dan audit untuk mereka, sehingga produk mereka tetap terjamin kualitasnya.

I.      Kepedulian ke Lingkungan sekitar Perusahaan ( beasiswa, Rekruit tenaga kerja sekitar, dana social, pengabdian masyarakat dll)
Kepedulian kami terhadap masyarakat di sekitar perusahaan, kami wujudkan dengan pengelolaan limbah produksi yang sebaik mungkin, sehingga tidak akan mengganggu kenyamanan masyarakat.
Selain itu, kami juga lebih memilih karyawan dengan tempat tinggal terdekat dari perusahaan kami diantara semua yang mengajukan lamaran pekerjaan, sebagai bukti pengabdian kami terhadap masyarakat di sekitar perusahaan kami.

- See more at:
http://ganang645.blogspot.com/2015/01/tugas-kkpi-proposal-perusahaan.html#sthash.IsTKx0Q4.dpuf

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS